Menyambut
tahun 2017 Universitas Gunadarma memiliki visi untuk menjadi perguruan tinggi
swasta terkemuka yang bereputasi international, memiliki jejaring global, dan
memberikan konstribusi signifikan bagi peningkatan daya saing bangsa
Selanjutnya
ini merupakan misi dari Universitas Gunadarma .
1.
Menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis teknologi
informasi dan komunikasi yang berkualitas dalam rangka meningkatkan daya saing
bangsa
2.
Menciptakan suasana akademik yang mendukung terselenggaranya
kegiatan penelitian yang bertaraf International
dan bermanfaat bagi kesejahteraan umat manusia
3.
Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat
sebagai pengejawantahan tanggung jawab sosia institusi
4.
Menyelenggarakan kerjasama dengan berbagai institusi, baik di
dalam maupun di luar negeri
5.
Mengembangkan organisasi institusi dalam rangka merespon
berbagai perubahan yang terjadi
Sebagai sebuah
Universitas tentu tidak asing lagi dengan World Class University karena itu
merupakan sebuah tujuan awal mendirikan sebuah Universitas berkala
International
Terkadang “Untuk menjadi besar, kita harus bermimpi besar”
seperti yang sering kita dengar di khalayak umum, tapi sungguh sadar betapa
jauhnya jarak antara budaya akademik dan fasilitas infrastruktur yang ada di
universitas kelas dunia dengan keadaan mayoritas perguruan tinggi kita saat
ini.
Coba anda telusuri QS World University Rangkings 2013 di
internet, lalu cari posisi universitas-universitas yang selama ini kita
banggakan. Untuk 400 universitas dunia, hanya Universitas Indonesia (UI) yang
masuk, dan itupun berada di urutan 309!
Bandingkan dengan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) yang
berada di urutan 269, apalagi National University of Singapore (NUS) yang
berada di urutan 24.
Untuk tingkat Asia 2013, dari 400 universitas, posisi
beberapa universitas kita agak lumayan. Universitas Indonesia berada di urutan
64, Institut Teknologi Bandung di 129, Universitas Gadjah Mada di 133, dan
Universitas Airlangga di 145. Yang nomer unggulan di Asia bukan kita, tetapi
The Hongkong University of Science, dan disusul National Universitas of
Singapore (NUS).
Bagaiman dengan ribuan perguruan tinggi yang lain, yang
bertebaran di negeri ini? Jelas, semuanya belum termasuk kelas dunia. Bahkan,
dengan standar nasional saja, masih banyak yang terakreditasi C atau belum
terakreditasi.
Masalah utama yang kita hadapi memang kualitas sumber daya
manusia (SDM). Kecenderungan kita sekarang tampaknya masih pada jumlah, bukan
mutu, seperti tercermin dalam kebijakan pemerintah mengenai peningkatan angka
partisipasi kotor (APK).
Dalam kondisi yang demikian, jika kita masih menginginkan
kualitas, maka pilihannya minimal ada dua. Pertama, kita menetapkan standar
kelulusan yang ketat. Resikonya, mungkin akan banyak mahasiswa yang terpaksa
dikeluarkan alias drop out.
Kedua, kita menetapkan standar ganda, satu untuk kelompok
unggulan, dan satu untuk ukuran rata-rata. Cara ini jelas tidak ideal, tetapi
tampaknya cukup realistis
Begitu pula, jika kita ingin cepat memiliki universitas kelas
dunia, dosen-dosen berkelas international yang telah ada, harus disatukan dalam
satu institusi sesuai bidang keilmuwannya.
Saat ini, mereka terpencar di banyak tempat sehingga
pengaruhnya laksana gerimis belaka. Hal ini diperparah lagi oleh kegemaran kita
membikin perguruan tinggi baru, padahal yang ada sudah ribuan.
Untuk itu, sebagai generasi bangsa terutama anak anak muda
yang cerdas harus disiapkan sejak dini, agar mampu bersaing di tingkat
International. Langkah dari pemerintah sendiri sudah memberikan Presidential
Scholarship bagi 100 orang yang kuliah disalah satu 50 universitas top dunia
patut kita dukung.
Memang langkah ini seharusnya sudah kita lakukan sejak lama,
tapi apa boleh buat lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali
Semua mimpi akan menjadi kenyataan, jika kita memiliki
keberanian untuk mengejarnya. So kejarlah mimpi sampai semua mimpi itu
tercapai!
No comments:
Post a Comment